Ayam Serama - Ayam yang berasal dari malaysia ini kini mulai banyak diminati. Hal ini terbukti dari banyaknya event kejuaraan ayam serama yang memperlombakan hingga beberapa kelas. Ayam serama merupakan ayam kontes, sehingga dalam memilih ayam serama yang unggulan hendaknya dipilih sesuai dengan kriteria penilaian dalam kontes. Nah berikut beberapa ciri ayam serama unggulan.
- Ciri utama adalah kepala tertarik ke belakang, bagian belakang pendek, sayap vertical dan ekor panjang, penuh, dan apabila berkembang, tidak menyentuh balung. Posisi tengah mata sama dengan posisi tengah kaki ketika berdiri. Terlihat gagah, berani dan yakin. Lagak suka menonjol seperti berkokok dan suka berdiri.
- Memiliki ukuran kepala kecil, proporsional dengan tubuh. Muka merah cerah dan bersih.Organ-organ yang ada di kepala seperti paruh, telinga, hidung, dan mata tidak cacat. Jengger, salah satu bagian penting dalam penilaian. Ukuran jengger tidak terlalu besar atau kecil dengan bentuk menyerupai lengkungan kurva. Posisi jengger tegak tidak miring, berwarna merah segar. Jumlah gerigi maksimal 5 dengan ukuran dan kedalaman seragam.
- Ukuran ekor besar, vertikal dan tinggi. Bulu ekor utama panjang, melentik di penghujung dan berkembang seperti bentuk V.Lawi(ayam jantan) vertical 90� dan sedikit melentik kebelakang di saat terakhir. Ekor selalu terlihat mekar dengan bukaan 45� dari arah samping, atau menyerupai huruf A. Bulu-bulu yang menyusun ekor minimal berjumlah 6 helai dan dilengkapi bulu asuh minimal 5 helai. Posisi ekor lurus, tidak miring kekanan atau kekiri. Susunan antar bulu rapi menyerupai anak tangga dilihat dari ujung bulu. Kedudukan bulu pertama tegak keatas hamper membentuk sudut 90�dan rapat ke bulu pedang atau lawi. Tingginya melebihi kepala. Bulu pertama yang terlalu kedepan di nilai kurang baik.
- Ketika berdiri, sayap ayam dalam posisi vertikal tetapi sedikit membelok kebelakang. Ujung sayap bersentuhan sedikit dengan lantai. Dalam keaadaan berdiri normal, tidak jinjit, ujung sayap menyentuh jari-jari kaki. Posisinya mengarah kedepan sehingga tegak lurus ke lantai. Sayap yang menggantung mengurangi nilai. Semakin tinggi posisi menggantungnya, semakin banyak pengurangan nilainya. Bulu sayap juga tidak boleh ada yang tanggal, sobek, dan melintir.
- Penilaian warna bulu tidak mempunyai patokan khusus. Namun, warna � warna langka cenderung dinilai lebih besar seperti putuh polos atau hitam solid. Seiring dengan perkembangan jumlah populasi, warna-warna cerah, rinting, mas, dan berpola spot � spot dibagian dada kian diminati.
- Khusus induk betina dan anakan poin bulu rendah karena ada yang sebaik warna bulu jantan. Bulu kemas atau rapat mempunyai nilai lebih karena mengesankan sosok ayam lebih kecil. Bulu kemas dicirikan dengan tulang-tulang halus, melekat erat ketubuh, tidak mengembang. Bulu yang terlihat mengkilap, rapi, bersih, tidak berkutu. Poin berkurang bila bulu disekitar dubur tampak rusak.
- Badan tegap dan bulat. Dada ayam lebih luas dari bagian belakang apabila dilihat dari atas. Dari tepi, badab berbentuk V. Belakang ayam pendek dan lebar dibagian bahu. Perbandingan antara lebar tubuh dan tinggi berdasarkan tipenya: tubuh tipis 25%, tubuh ideal 40-50% dan tubuh bulat lebih dari 60%. Belakangan tipe tubuh tipis dengan dada menonjol lebih disukai karena mengesankan serama lebih mini. Dengan begitu pinggangpun akan terlihat lebih ramping.
- Kaki tidak begitu rapat dan parallel. Panjang sederhana dan seimbang dengan ukuran sayap. Paha berotot dan sederhana panjang. Taji dibagian tengah betis, keras, kecil dan menuju kebelakang kaki. Panjang kaki proporsional dengan tubuh. Tungkai kaki langsing dengan jari-jari yang lentik. Sisik dan kuku jari lengkap dan tidak cacat. Warna kaki selama ini tidak dinilai, yang penting serasi dengan warna bulu. Serama berbulu putih atau terang biasana berkaki kuning atau putih. Sedangkan ayam serama yang berbulu gelap, warna kakinya abu-abu atau hitam.
- Mempunyai lawi (bulu panjang pada ekor) yang panjang. Semakin panjang bulu lawi emakin bagus.Serama size kecil 6-7 cm; size sedang dan besar 8-9 cm. Namun, bulu lawi harus keras sehingga berdiri tegak 90� mengikuti bulu ekor pertama. Posisi lawi melebihi 90�, kurang baik. Bentuk lawi lancip seperti daun ilalang, berujung runcing.